Kumpulan cerita islami tentang "Kisah Para Penyembah Bintang" ini merupakan salah satu kumpulan cerita islami yang mengisahkan tentang Nabi Ibrahim a.s yang menyadarkan penduduk Harran tentang ilmu ketuhanan atau tauhid.
Cerita islami tentang "Kisah Para Penyembah Bintang" ini menunjukkan betapa cerdasnya Nabi Ibrahim a.s. di jaman itu. Sehingga beliau berhasil mendakwahkan agama islam dan mengajak penduduk Harran untuk beriman kepada Allah swt.
--
Bintang-bintang bertaburan di langit. Orang-orang berlutut dan menadahkan tangan. Mereka sedang menyembah bintang. Itulah cara beribadah para penyembah bintang kepada tuhan mereka. Bintang-bintang itulah yang diyakini sebagai tuhan.
Nabi ibrahim a.s. menyaksikan peristiwa itu di Harran, kawasan negeri Babilonia. Inilah kaum penyembah bintang yang harus diluruskan. Nabi ibrahim memikirkan cara untuk menyadarkan mereka.
"Inilah tuhanku bintang-bintang", kata Nabi Ibrahim a.s. Sesaat kemudian, bintang-bintang itu pudar karena bulan mulai muncul.
"Aku tidak bisa mencintai tuhan yang menghilang", kata Nabi Ibrahim pula.
Bulan tampak bercahaya di langit.
"Inilah dia, tuhan yang lebih besar!" kata Nabi Ibrahim.
Malam berlalu. Matahari terbit dari ufuk timur.
"Inilah tuhanku. Dia lebih besar daripada bintang dan bulan".
Orang-orang melihat perilaku Nabi Ibrahim a.s. sejak semalam. Mereka menganggap Nabi Ibrahim orang yang suka berganti-ganti tuhan.
Malam tiba. Matahari pun tenggelam. Nabi Ibrahim a.s. berlagak kecewa.
"Sejak semalam kau berganti-ganti tuhan," kata orang-orang yang menyembah bintang itu.
Selanjutnya, Nabi Ibrahim a.s. mengajarkan agama Tauhid, yaitu agama yang mengajak umatnya menyembah Allah swt.
"Inilah tuhanku bintang-bintang", kata Nabi Ibrahim a.s. Sesaat kemudian, bintang-bintang itu pudar karena bulan mulai muncul.
"Aku tidak bisa mencintai tuhan yang menghilang", kata Nabi Ibrahim pula.
Bulan tampak bercahaya di langit.
"Inilah dia, tuhan yang lebih besar!" kata Nabi Ibrahim.
Malam berlalu. Matahari terbit dari ufuk timur.
"Inilah tuhanku. Dia lebih besar daripada bintang dan bulan".
Malam tiba. Matahari pun tenggelam. Nabi Ibrahim a.s. berlagak kecewa.
"Sejak semalam kau berganti-ganti tuhan," kata orang-orang yang menyembah bintang itu.
Selanjutnya, Nabi Ibrahim a.s. mengajarkan agama Tauhid, yaitu agama yang mengajak umatnya menyembah Allah swt.
Bulan tampak bercahaya di langit.
"Inilah dia, tuhan yang lebih besar!" kata Nabi Ibrahim.
Malam berlalu. Matahari terbit dari ufuk timur.
"Inilah tuhanku. Dia lebih besar daripada bintang dan bulan".
Orang-orang melihat perilaku Nabi Ibrahim a.s. sejak semalam. Mereka menganggap Nabi Ibrahim orang yang suka berganti-ganti tuhan.
Malam tiba. Matahari pun tenggelam. Nabi Ibrahim a.s. berlagak kecewa.
"Aku bosan dengan ciptaan-ciptaan yang berubah-ubah dan selalu dikalahkan oleh yang lain," kata Nabi Ibrahim a.s. pula. "Tanpa ragu lagi aku berpaling kepada Tuhan yang menciptakan bintang, bulan, matahari, serta alam berikut isinya. Dialah Tuhanku Yang Maha Pencipta dan Pemberi Rezeki."
"Sejak semalam kau berganti-ganti tuhan," kata orang-orang yang menyembah bintang itu.
"Sekarang tidak. Aku telah menemukan Tuhan yang sebenarnya, yaitu Allah yang menciptakan kita semua, yang menguasai alam dan isinya. Tiada tuhan selain Dia," sahut Nabi Ibrahim a.s.
Begitulah cara Nabi Ibrahim a.s. menyadarkan para penyembah bintang, bulan dan matahari. Ia tidak secara tiba-tiba mengajak menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Jalan pikiran orang-orang Harran itu masih sangat sederhana. Mereka tidak bisa menerima begitu saja ajaran menyembah Allah Yang Gaib. Mereka lebih mudah menyembah tuhan yang tampak daripada yang gaib.
Selanjutnya, Nabi Ibrahim a.s. mengajarkan agama Tauhid, yaitu agama yang mengajak umatnya menyembah Allah swt.
Bintang-bintang bertaburan di langit. Orang-orang berlutut dan menadahkan tangan. Mereka sedang menyembah bintang. Itulah cara beribadah para penyembah bintang kepada tuhan mereka. Bintang-bintang itulah yang diyakini sebagai tuhan.
Nabi ibrahim a.s. menyaksikan peristiwa itu di Harran, kawasan negeri Babilonia. Inilah kaum penyembah bintang yang harus diluruskan. Nabi ibrahim memikirkan cara untuk menyadarkan mereka.
"Inilah tuhanku bintang-bintang", kata Nabi Ibrahim a.s. Sesaat kemudian, bintang-bintang itu pudar karena bulan mulai muncul.
"Aku tidak bisa mencintai tuhan yang menghilang", kata Nabi Ibrahim pula.
Bulan tampak bercahaya di langit.
"Inilah dia, tuhan yang lebih besar!" kata Nabi Ibrahim.
Malam berlalu. Matahari terbit dari ufuk timur.
"Inilah tuhanku. Dia lebih besar daripada bintang dan bulan".
Orang-orang melihat perilaku Nabi Ibrahim a.s. sejak semalam. Mereka menganggap Nabi Ibrahim orang yang suka berganti-ganti tuhan.
"Aku bosan dengan ciptaan-ciptaan yang berubah-ubah dan selalu dikalahkan oleh yang lain," kata Nabi Ibrahim a.s. pula. "Tanpa ragu lagi aku berpaling kepada Tuhan yang menciptakan bintang, bulan, matahari, serta alam berikut isinya. Dialah Tuhanku Yang Maha Pencipta dan Pemberi Rezeki."
"Sekarang tidak. Aku telah menemukan Tuhan yang sebenarnya, yaitu Allah yang menciptakan kita semua, yang menguasai alam dan isinya. Tiada tuhan selain Dia," sahut Nabi Ibrahim a.s.
Begitulah cara Nabi Ibrahim a.s. menyadarkan para penyembah bintang, bulan dan matahari. Ia tidak secara tiba-tiba mengajak menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Jalan pikiran orang-orang Harran itu masih sangat sederhana. Mereka tidak bisa menerima begitu saja ajaran menyembah Allah Yang Gaib. Mereka lebih mudah menyembah tuhan yang tampak daripada yang gaib.
1 komentar
Harrah's New Orleans Casino and Hotel - Mapyro
BalasHapusHarrah's New Orleans 광양 출장샵 Casino and Hotel · 4.7 동두천 출장안마 mi. hotel-casino · 3.5 mi. 춘천 출장안마 hotel-casino · 2.5 mi. hotel-casino · 1.5 mi. hotel-casino · 시흥 출장안마 1.5 mi. casino 부산광역 출장안마