Kumpulan cerita islami tentang "Gembala Bersenjata Ketapel" ini merupakan salah satu kumpulan cerita islami yang mengisahkan tentang kaum Bani Israil pada masa remaja Nabi Daud a.s.
Cerita islami tentang "Gembala Bersenjata Ketapel" ini menunjukkan bagaimana cerdik dan beraninya Nabi Daud a.s. melawan raksasa kaum Jalut. Dengan ijin Allah dan keberaniannya akhirnya Nabi Daud a.s. dapat mengalahkan musuh tersebut.
--
Orang-orang Bani Israil berperang melawan musuh mereka. Bani Israil di bawah pimpinan raja mereka, Thalut, sedangkan musuh dipimpin oleh Jalut. Setelah Bani Israil melakukan perjalan jauh, mereka bertemu dengan musuh itu.
Jalut seorang laki-laki yang berperawakan tinggi besar dan kuat. Ia mahir bertarung dengan senjata. Ia menantang musuh-musuhnya untuk berkelahi satu lawan satu.
"Kalian kalah, hai Bani Israil! Tidak ada di antara kalian yang berani melawanku. Maka, akulah pemenangnya! Kalian harus tunduk kepadaku!" seru Jalut.
Di antara orang-orang Banis Israil itu ada pemuda bernama Daud. Sebenarnya Daud ikut pasukan itu bukan untuk berperang. Dua orang kakak lelakinya ikut berperang dalam pasukan ini, sedangkan ia hanya bertugas untuk memberi kabar kepada ayahnya jika peperangan ini selesai. Daud membawa ketapel, senjata yang selalu di bawanya bila menjaga ternak ayahnya.
Daud bertanya kepada seorang tentara yang berada di dekatnya, "Kalau ada orang yang berhasil mengalahkan Jalut, bagaimana?"
"Aku akan melawan Jalut!"
"Ah, kau bisa apa!"
Memang, bisa apa pemuda bernama Daud itu? Ia tidak punya pengalaman berkelahi dengan siapapun. Ia juga bukan anggota pasukan tempur. Pengalamannya hanya menggembalakan ternak ayahnya.
Akhirnya, Daud diantarkan menghadap Raja Thalut.
"Apa yang bisa kau lakukan, anak muda?" tanya Thalut.
"Kau belum punya pengalaman tempur!"
"Aku pernah membunuh seekor harimau yang menyerang ternak ayauhku. Juga pernah membunuh seekor beruang."
"Jalut bukan harimau, juga bukan beruang. Ia seorang panglima perang yang gagah berani."
"Aku akan menghadapinya."
Karena tidak bisa dicegah lagi, akhirnya Daud diizinkan juga menghadapi Jalut. Ia diberi pakaian perang berupa baju besi. Pada masa itu tentara yang berperang harus memakai baju besi untuk menahan serangan senjata lawan.
Daud tidak bisa mengenakan baju besi. Gerakannya menjadi kaku. Ia bahkan sempoyongan karena baju besi itu berat sekali. Oleh karena itu, ia melepaskan baju besi itu. Dengan tetap berpakaian biasa, ia maju ke hadapan Jalut. Dibawahnya ketapel dengan lima butir kerikil sebagai pelurunya serta sebilah pedang.
"Kau bukan lawanku! Pulanglah ke pelukan ibumu!" ejek Jalut.
Orang-orang Bani Israil yang menyaksikan hal itu merasa cemas sekali. Ada juga yang kesal kepada Daud. Anak muda itu berani-beraninya menghadapi Jalut yang sudah terkenal sebagai jago perang tiada tandingan.
Apa yang terjadi kemudian? Daud menembak dahi Jalut dengan ketapelnya. Peluru ketapel itu tepat mengenai dahi Jalut. Terjungkallah panglima perang musuh yang gagah itu. Daud buru-buru mengayunkan pedangnya. Matilah Jalut!
Karena kemenangan yang gemilang ini, Thalut mengangkat Daud sebagai panglima perang. Ia dikawinkan dengan putri Thalut. Pada kemudian hari Nabi Daud a.s. juga menjadi raja Bani Israil. Ia memerintah rakyatnya adil dan bijaksana dan mengajarkan beribadah kepada Allah swt.
2 komentar
memang ok ceritanya
BalasHapushttp://goo.gl/Au6MSz
oke bangett
Hapus